Apakah minum air berkarbonasi sama dengan minum air biasa?
Air berkarbonasi meupakan alternative buat yang tidak menyukai rasa air, tetapi ingin tetap terhidrasi sepanjang hari.
Apakah minuman berbusa sama bainya untuk tubuh seperti air biasa?
Ya Air berkarbonasi sama menghidrasi seperti air biasa tapi anda dapat menjada kualitas airnya.
Air berkarbonasi atau air soda dibuat dari carbon dioxida yang dicampur dengan air. Proses ini hanya menambah busa – tidak menambah gula, kalori, ataupun kafein. Air tonic, club soda, dan air mineral adalah variasi air berkarbonasi, tapi yang sudah ditambahkan sodium, vitamin, atau pemanis, jadi sangat penting membaca label.
Membuat air soda sendiri memastikan anda tau anda menikmatinya. Darimana air itu diambil dan apa yang ditambahkan ke dalamnya.
Anda beruntung. Air soda adalah hal yang jarang dimana anda suka meminumya tapi tidak buruk untuk anda.
Semua ilmuwan kami mengatakan salut kepada soda ini bahkan dapat membantu anda minum lebih bayak, menurut beberapa temuan dalam sebuah study, dimana setiap orang yang membuat air berkarbonasi di rumah meminum lebih banyak air dibanding mereka yang tidak membuat airnya sendiri. Air berkarbonasi juga membuat lebih sedikit makan berlemak dikarenakan soda dapat membuat kita terasa lebih penuh.
Konsumsi soda water dapat membantu mereka yang memiliki masalah pencernaan seperti mereka yang cenderung bermasalah dengan kantong empedu. Dalam satu peelitian yang dipublikasikan European Journal of Gastroenterology and Hepatology, pasien yang menderita masalah dengan lambung dan pencernaan dibagi dalam 2 grup, satu grup yang minu air berkarbonasi sementara yang lain dengan air biasa selama lebih dari 2 minggu. Mereka yang minum air berkarbonasi dilaporkan pencernaan dan kantung empedu yang lebih kosong dan lebih sedikit masalah pencernaan.
Dan juga, air soda, terutama yang mineral yang kaya akan sodium memiliki manfaat jantung yang leih sehat. Dalam satu peneliian, wanita yang sudah menopause diberikan air mineral berkarbonasi yang kaya sodium selama 2 bulan, menunjukkan peurunan risiko kerusakan jantung dibanding mereka yang meminum air mineral biasa. [ux_video url=”https://www.youtube.com/watch?v=43iu5oAV9dA”]